Skip to main content

Kisah Petugas Jalur Lintasan Kereta 12 Tahun Tak Mudik Lebaran

Dedikasi di Atas Rindu Kampung Halaman

Lebaran. Hari kemenangan bagi umat muslim di seluruh Indonesia. Momen berkumpul bersama keluarga, sanak saudara, dan orang-orang tercinta. Namun, bagi Pak Budi, seorang petugas jalur lintasan kereta api di daerah Jawa Barat, Lebaran hanyalah hari kerja seperti biasa. Sudah 12 tahun lamanya, ia merelakan kerinduan pada kampung halaman demi memastikan kelancaran perjalanan kereta api bagi jutaan penumpang.

Di usianya yang ke-48 tahun, Pak Budi telah mengabdikan hampir separuh hidupnya untuk menjaga keselamatan perjalanan kereta api. Tugasnya berat dan penuh tanggung jawab. Ia berjaga di pos jaga jalur lintasan yang terletak di daerah terpencil, jauh dari hiruk pikuk kota. Di pundaknya, bergantung keselamatan ribuan nyawa yang melintas setiap harinya.

Setiap hari, ia bangun sebelum fajar menyingsing. Ia memeriksa setiap detail jalur kereta, memastikan tidak ada kerusakan, gangguan, atau hal-hal yang dapat membahayakan perjalanan kereta. Ia mengawasi setiap perlintasan kereta api, memastikan palang pintu berfungsi dengan baik dan tidak ada kendaraan yang nekat menerobos.

Hujan, panas, bahkan badai, tidak pernah menyurutkan semangatnya. Ia tetap bertugas dengan penuh dedikasi, tanpa mengeluh. Ia tahu, tanggung jawabnya sangat besar. Sekecil apapun kesalahan, dapat berakibat fatal.

Rindu yang Terpendam

Di balik dedikasi dan tanggung jawabnya yang besar, tersimpan kerinduan mendalam pada kampung halamannya di daerah Jawa Timur. Ia merindukan suasana Lebaran di kampung halamannya, merindukan masakan ibunya, merindukan keakraban bersama keluarga besarnya.

Sudah 12 tahun ia tak merasakan suasana Lebaran di kampung halaman. Setiap Lebaran, ia hanya bisa melihat keluarganya melalui video call. Ia mendengar cerita-cerita Lebaran dari keluarganya, melihat foto-foto mereka berkumpul, dan merasakan sesal karena tak bisa berada di tengah-tengah mereka.

“Rindu itu pasti ada, Nak,” katanya suatu kali kepada seorang wartawan yang mewawancarainya. “Tapi tanggung jawab saya lebih besar daripada rindu saya. Saya harus memastikan keselamatan penumpang kereta api, itu prioritas saya.” Suaranya terdengar berat, menahan beban kerinduan yang terpendam.

Lebih dari Sekedar Pekerjaan

Bagi Pak Budi, pekerjaannya bukanlah sekadar pekerjaan. Ini adalah panggilan jiwa. Ia merasa bertanggung jawab atas keselamatan setiap penumpang kereta api yang melintas di jalur yang ia jaga. Ia melihat pekerjaannya sebagai sebuah ibadah, sebuah cara untuk berbakti kepada bangsa dan negara.

Ia selalu berdoa agar perjalanan kereta api selalu aman dan lancar. Ia berharap, dengan dedikasinya, ia dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Ia ingin memberikan rasa aman dan nyaman bagi para penumpang kereta api, agar mereka dapat sampai ke tujuan dengan selamat.

Harapan di Hari Raya

Tahun ini, Pak Budi berharap bisa mendapatkan cuti Lebaran. Ia ingin pulang kampung, bertemu keluarga, dan merayakan Lebaran bersama mereka. Meskipun harapan itu masih kecil, ia tetap berdoa dan berharap keajaiban terjadi.

Kisah Pak Budi menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya dedikasi dan pengorbanan dalam menjalankan tugas. Ia adalah contoh nyata seorang pahlawan tanpa tanda jasa, yang dengan setia menjaga keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api bagi jutaan penumpang, bahkan rela mengorbankan kebersamaan Lebaran bersama keluarga tercinta.

Inspirasi untuk Generasi Muda

Kisah Pak Budi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda. Ia menunjukkan bahwa dedikasi dan pengorbanan adalah kunci kesuksesan. Ia membuktikan bahwa kita bisa mencapai hal-hal besar dengan kerja keras, keuletan, dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Meskipun rindu dan keinginan untuk berkumpul bersama keluarga besar di kampung halaman sangat besar, ia tetap mengedepankan tanggung jawabnya sebagai seorang petugas jalur lintasan kereta api.

Semoga kisah Pak Budi dapat menginspirasi kita semua untuk selalu berdedikasi dan bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan, dan selalu menghargai jasa para pahlawan tanpa tanda jasa yang telah berjuang untuk negeri ini.

Dedikasi Pak Budi selama 12 tahun tak mudik Lebaran merupakan bukti nyata cinta tanah air dan pengabdian tanpa pamrih. Kisahnya patut menjadi teladan bagi kita semua.

Leave a Reply